Yogyakarta - Pada tanggal 31 Juli 2024, pukul 09.10 hingga 12.00 WIB, Ruang Rama Shinta di KJ Hotel, Jalan Parangtritis No. 120, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, menjadi saksi berlangsungnya acara penting, yakni Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dengan tema "Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Perisai Bangsa". Acara ini diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia dan dihadiri oleh sekitar 250 peserta.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Prof. Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag., Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP RI; Andi Apriyanto, S.H., M.Si., Koordinator Bidang Sosialisasi BPIP RI; AKP Rumpoko, S.H., Kasat Binmas Polres Bantul; Lettu Inf Wagiran, Pa Sandi Kodim 0729/Bantul; St Heru Wismantara, S.I.P., M.M., Kepala Bakesbangpol Kabupaten Bantul; serta Kepala OPD, Panewu, Carik, Jogo Boyo, dan perwakilan ormas se-Kabupaten Bantul.
Pentingnya Penghayatan Pancasila
Dalam sambutannya, St Heru Wismantara menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan sosialisasi ini. Menurutnya, tema "Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Perisai Bangsa" menegaskan bahwa Pancasila adalah landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Pancasila, yang dirumuskan sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945 dan disahkan pada 18 Agustus 1945, adalah falsafah negara, pandangan hidup, ideologi nasional, dan pemersatu bangsa," ujar Heru. Ia menekankan bahwa permasalahan saat ini adalah bagaimana memperdalam pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di segala bidang kehidupan.
Peran Pancasila dalam Mempertahankan Persatuan
Prof. Dr. H. Agus Moh. Najib dalam pidatonya menyoroti keberhasilan para founding fathers dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Ia menegaskan bahwa meskipun telah terjadi beberapa amandemen pada UUD 1945, Pancasila tetap tidak berubah dan menjadi pemersatu bangsa yang majemuk.
"Pancasila bukan hanya identitas dan simbol, tetapi mencerminkan nilai-nilai luhur yang harus kita amalkan. Kita harus terus melindungi warga negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam perdamaian dunia," jelas Agus.
Wawasan Kebangsaan dan Tantangan Era Zettabyte
Andi Apriyanto menyoroti pentingnya wawasan kebangsaan, terutama di era zettabyte saat ini, di mana informasi mengalir deras tanpa henti. Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, menjadikannya target potensial dalam perang proksi.
"Kita harus waspada terhadap perang proksi yang memanfaatkan potensi konflik untuk menimbulkan instabilitas. Sosialisasi ini penting untuk memberikan pemahaman tentang bahaya tersebut," ujar Andi.
Meneguhkan Pancasila sebagai Dasar Negara
AKP Rumpoko menutup sesi dengan menekankan bahwa Pancasila tetap menjadi pondasi kokoh dalam pembangunan bangsa Indonesia. Ia mengajak generasi muda untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang.
"Pancasila telah menjadi landasan bangsa dalam membangun peradaban, dan akan terus menjadi kompas dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045," tegas Rumpoko. Ia juga mengingatkan pentingnya setiap sila Pancasila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Acara sosialisasi ini tidak hanya memperkuat pemahaman tentang Pancasila tetapi juga menjadi ajang untuk membumikan praktik-praktik operasionalisasi Pancasila yang fungsional kepada seluruh komponen masyarakat Kabupaten Bantul. Diharapkan, melalui kegiatan ini, semangat Pancasila akan terus terjaga dan diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“AR”